Artikel
KIAT MENULIS DESKRIPSI
Tanggal : 17-12-2013 09:49, dibaca 842 kali.
Pelukisan atau deskripsi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek. Pembaca seolah-olah berada di tempat atau suasana yang digambarkan oleh penulis dan sering kali hal tersebut memicu terlibatnya panca indera.
Untuk menghidupkan deskripsi dalam cerita yang membuat pembaca serasa berada dalam dunia cerita yang hidup dan tidak membosankan, ada lima hal yang perlu diperhatikan.
1. Ciptakan keseimbangan yang tepat
Penjabaran deskripsi yang berkepanjangan hanya membuat pembaca bosan, mengantuk dan memilih menonton TV daripada membaca novel. Tapi, bukan berarti deskripsi tersebut dihilangkan sama sekali, karena pembaca sangat membutuhkannya sebagai panduan untuk bisa membayangkan dunia cerita kita. Sebaiknya deskripsi tersebut ditulis secara singkat, padat, dan seperlunya saja.
2. Ciptakan deskripsi sebagai bagian dari suatu tindakan.
Agar deskripsi tidak berkepanjangan dan menghentikan kecepatan cerita, selipkan detail-detail tersebut dalam tindakan. Misalnya, kita ingin menuliskan suasana seperti:
Udara hari itu dingin sekali. Mira mengenakan jaket yang terlalu tipis.
Kalimat tersebut akan lebih hidup bila kita tuliskan :
Dengan gigi gemeletukan Mira merapatkan jaketnya, berusaha mencari kehangatan di balik balutan katun tipis itu.
3. Cermati kelogisan deskripsi
Pilih deskripsi yang relevan dan mungkin untuk diperhatikan tokoh cerita pada saat itu. Kalau tokoh cerita lagi terburu-buru mengejar bus, apakah dia akan memperhatikan ada berapa penjaja makanan di pinggir jalan dan apa saja yang mereka jual? Tentu tidak bukan?
Kemungkinan, dia akan memperhatikan laju bus yang makin cepat, asap yang mengepul dan kenek bus yang bergelantungan di pintu belakang dengan tangan melambai-lambai.
4. Munculkan hal-hal deskripsi yang unik.
Deskripsi bukan sekadar menggambarkan sesuatu. Gunakan deskripsi untuk menonjolkan hal tertentu dari tokoh cerita, memperlihatkan konflik, atau bisa juga memasukkan hal yang bersifat misteri.
Misalnya, tokoh dalam cerita orangnya berantakan? Gambarkan ranjang yang belum dibereskan dan buku-buku yang berserakan. Tokoh cerita baru bertengkar dengan pacar? Gambarkan gumpalan tisu di lantai dan serpihan foto yang disobek-sobek. Tokoh cerita yang tersesat dalam hutan belantara. Gambarkan seramnya rimba dan beringasnya seringai serigala atau harimau yang siap menerkam mangsanya.
5. Tampilkan lebih dari satu alat indera
Indera yang paling sering digunakan dalam menulis adalah penglihatan, tapi jangan lupa, ada empat indra lain yang bisa kita gunakan dalam menghidupkan pendeskripsi kita. Misalnya:
Penglihatan : Perkampungan nelayan yang becek dan kotor.
Penciuman : Bau kemenyan tercium dari kamar belakang rumah dukun.
Pendengaran : Di sampingku, seorang ibu-ibu bersuara tinggi menawar harga dengan gesit.
Pengecap : potongan coklat mocca di dalam mulutku mencair, menyebarkan rasa manis ke seluruh penjuru lidah. .
Peraba : Semilir angin membelai wajahnya yang ayu.
Dengan lima kiat menulis deskripsi tersebut, coba cermati lagi cerita atau kisah yang sedang kamu tulis . Tak ada salahnya, jika kamu melirik dan menerapkan kiat-kiat tersebut untuk mengembangkan lebih lanjut tulisan deskripsi mu. Oke, selamat berlatih!
Pengirim : DRA. YURNIWATI
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Kalender Hijriyah
- SEJARAH ASAL HALAL BI HALAL
- Pengertian Idul Fitri serta makna Hari Lebaran yang sebenarnya bagi umat Islam
- Adab Seorang Murid Terhadap Guru
- 9 Nama Surga
Komentar :
Kembali ke Atas