Kepala Sekolah

DRS. H. SYAMSUL BAHRI, M.Pd.I

NIP. 19660320 199003 1 006

Banner
BidikmisiSNMPTNDinas Pendidikanwikipedia IndonesiaPSMA
Login Member
Username:
Password :
Agenda
30 September 2023
M
S
S
R
K
J
S
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7

KIAT MENULIS DESKRIPSI

Tanggal : 17-12-2013 09:49, dibaca 842 kali.

 

Pelukisan atau deskripsi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek. Pembaca  seolah-olah berada di  tempat atau suasana yang  digambarkan oleh penulis  dan sering kali  hal tersebut memicu  terlibatnya  panca indera.

 

Untuk menghidupkan deskripsi  dalam  cerita yang membuat pembaca serasa berada dalam dunia cerita yang hidup dan tidak membosankan, ada lima hal  yang perlu diperhatikan.

 

1.         Ciptakan keseimbangan yang tepat

 

Penjabaran deskripsi yang berkepanjangan hanya membuat pembaca bosan, mengantuk dan memilih menonton TV  daripada membaca novel. Tapi, bukan berarti deskripsi tersebut dihilangkan sama sekali, karena pembaca sangat membutuhkannya sebagai panduan untuk bisa membayangkan dunia cerita kita. Sebaiknya  deskripsi tersebut ditulis secara singkat, padat, dan seperlunya saja.

 

2.         Ciptakan deskripsi sebagai bagian dari suatu tindakan.

 

Agar deskripsi tidak berkepanjangan dan menghentikan kecepatan cerita, selipkan detail-detail tersebut dalam tindakan.  Misalnya, kita ingin menuliskan suasana seperti:

Udara hari itu dingin sekali. Mira mengenakan jaket yang terlalu tipis.

Kalimat tersebut akan lebih hidup bila kita tuliskan :

Dengan gigi gemeletukan Mira merapatkan jaketnya, berusaha mencari kehangatan di balik balutan katun tipis itu.

 

3.         Cermati kelogisan deskripsi

 

Pilih deskripsi yang relevan dan mungkin untuk diperhatikan tokoh cerita pada saat itu. Kalau tokoh cerita lagi terburu-buru mengejar bus, apakah dia akan memperhatikan ada berapa penjaja makanan di pinggir jalan dan apa saja yang mereka jual? Tentu tidak bukan?

 

Kemungkinan, dia akan memperhatikan laju bus yang makin cepat, asap yang mengepul dan kenek bus yang bergelantungan di pintu belakang dengan tangan melambai-lambai.

 

4.         Munculkan hal-hal  deskripsi yang unik.

 

Deskripsi bukan sekadar menggambarkan sesuatu. Gunakan deskripsi untuk menonjolkan hal tertentu dari tokoh cerita, memperlihatkan konflik, atau bisa juga memasukkan hal yang bersifat  misteri.

 

Misalnya, tokoh dalam cerita  orangnya berantakan? Gambarkan ranjang yang belum dibereskan dan buku-buku yang berserakan. Tokoh cerita baru bertengkar dengan pacar? Gambarkan gumpalan tisu di lantai dan serpihan foto yang disobek-sobek. Tokoh cerita yang tersesat dalam hutan belantara. Gambarkan seramnya rimba dan beringasnya  seringai  serigala  atau harimau  yang siap menerkam  mangsanya.

 

5.         Tampilkan lebih dari satu alat indera

 

Indera yang paling sering digunakan dalam menulis adalah penglihatan, tapi jangan lupa, ada empat indra lain yang bisa kita gunakan dalam menghidupkan pendeskripsi kita. Misalnya:

 

Penglihatan        :  Perkampungan  nelayan  yang becek  dan  kotor.

Penciuman         :  Bau  kemenyan  tercium  dari kamar  belakang  rumah dukun.

 

Pendengaran     :  Di sampingku, seorang ibu-ibu bersuara tinggi menawar harga dengan  gesit.

Pengecap            : potongan coklat mocca  di dalam mulutku mencair,  menyebarkan rasa manis ke                                seluruh penjuru lidah.               .

Peraba                  :  Semilir angin membelai wajahnya yang ayu.

 

Dengan  lima kiat menulis deskripsi  tersebut, coba cermati  lagi  cerita atau kisah  yang sedang  kamu tulis . Tak ada salahnya,  jika kamu melirik  dan menerapkan  kiat-kiat   tersebut  untuk  mengembangkan lebih lanjut  tulisan deskripsi  mu. Oke,  selamat berlatih!



Pengirim : DRA. YURNIWATI
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas

Kembali ke atas